Jumat, 17 Oktober 2014

makalah tentang pengasinan telur (transpor membran)


ini dia makalah biologiku yang membuatku pusing sekali sampai 1 minggu ( curhat ) hehehe
disusun: Siti Nurjannah
semoga dapat membantu ^_^
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Jika diamati dengan menggunakan mikroskop, seluruh makhluk hidup baik yang mikroskopik maupun makroskopik tersusun dari bagian-bagian kecil yang disebur sel. Sel merupakan tingkatan struktural kehidupan terendah, yang memiliki seluruh sifat kehidupan, seperti reproduksi,pertumbuhan dan perkembangan, pemanfaatan energi, respon terhadap lingkungan, homeostasis (pengaturan tubuh), dan adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Di dalam setiap sel, keteraturan kehidupan di atur pada tingkat molekul. Pda organisme multiseluler seperti tumbuhan dan hewan, terjadi kerjasama berbagai jenis sel yang terspesialisasi dan bergabung membentuk tingkatan struktural kehidupan yang tinggi, yaitu jaringan, organ, dan sistem organ.
Osmosis dan difusi merupakan transpor pasif yang terjadi pada sel yang sering di salah pahami. Kesalahan terjadi ketika memahami bahwa osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermeabel semata. pada pemahaman seperti ini tidak memperhatikan molekul mana yang bergerak? jika diperhatikan bahwa yang mengalami pergerakan adalah molekul pelarut (air) maka tidak akan terjadi kesalahan dalam memahami konsep sederhana ini. Dengan demikian baik difusi maupun osmosis sama – sama bergerak, berpindah untuk meniadakan gradient konsentrasi sehingga pada ahir proses akan didapatkan kondisi larutan yang seimbang (isotonis). Dalam praktikum ini kita akan memanfaatkan membrane semipermeabel alami yang dimiliki oleh telur. Berikutnya cara untuk mengatahui peristiwa osmosis dan difusi adalah dengan melakukan pengamatan pada telur bebek yang telah dibungkus dengan adonan abu gosok yang telah dicampur dengan garam.


B.     Rumusan Masalah
1.     Proses apakah yang terjadi pada pembuatan telur asin?
2.     Apakah yang dimaksud dengan difusi dan osmosis?
3.     Bagaimana cara pembuatan telur asin dengan menggunakan adonan abu gosok yang dicampur dengan garam?


C.     Tujuan
1.         Untuk mengetahui proses-proses apa saja yang terjadi dalam pembuatan telur asin.
2.         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan difusi dan apa yang dimaksud dengan asmosis.
3.         Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan telur asin dengan menggunakan adonan abu gosok yang dicampur dengan garam.


D.     Manfaat
1.         Dapat mengetahui proses-proses apa saja yang terjadi dalam pembuatan telur asin.
2.         Dapat mengetahui dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan difusi dan apa yang dimaksud dengan osmsosis.
3.         Dapat mengetahui bagaimana cara membuat telur asin dengan menggunakan adonan abu gosok yang dicampur dengan garam.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Struktur sel
http://2.bp.blogspot.com/-tiJPdsxuW4E/UDnH_xOCp9I/AAAAAAAACkA/mNRXuhoRRWY/s1600/gambar-sel-hewan.gif
1.    Membran Sel
Satu sel dibatasi oleh lapisan tipis yang disebut membran sel
(plasmalema). Membran sel tersusun atas molekul-molekul protein, lapisan senyawa lemak (fosfolipid), air, karbohidrat, dan sedikit kolesterol. Setiap lapisan senyawa lemak, tersusun atas gugus lipid dan fosfat. Gugus lipid dari fosfolipid bersifat tidak suka air (hidrofobik), sedangkan gugus fosfat bersifat suka air (hidrofilik). Gusus lipid sering disebut ekor dan gugus fosfat disebut kepala. Setiap fosfolipid akan saling berpasangan sehingga membentuk dua lapisan (bilayer) fosfolipid yang saling berlawanan.
Molekul-molekul protein dari membran sel terbagi menjadi dua, yaitu protein integral (intrinsik) dan protein perifer (ekstrinsik). Protein
integral merupakan protein yang terletak menembus lapisan lipid,
sedangkan protein perifer hanya menempel di permukaan fosfolipid
tersebut. Struktur membran sel ini dikemukakan menjadi teori mosaik
cair (fluid mosaic model) oleh dua orang ilmuwan, yaitu Jonathan Singer dan Garth Nicolson. Dengan struktur yang demikian kompleks, membran sel memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai berikut:
a.    Membentuk suatu batas yang fleksibel (tidak mudah robek) antara
isi sel dan luar sel.
b.    Membungkus dan melindungi isi sel.
c.    Menyeleksi zat-zat apa saja yang bisa masuk ke dalam sel dan apa
yang harus keluar dari sel. Dengan kata lain, membran sel dapat
dilalui oleh zat-zat tertentu. Sifat membran sel ini dinamakan selektif
permeabel.
2.    Inti Sel (Nukleus)
Organel pertama yang diteliti oeh para ilmuwan adalah inti sel
(nukleus). Nukleus adalah struktur berbentuk bulat dan biasanya terletak di tengah-tengah sel. Nukleus adalah bagian terpenting bagi kehidupan sel sebab nukleus mengendalikan seluruh aktivitas sel.
Nukleus dibatasi oleh dua lapisan membran yang disebut membran
inti. Membran inti memiliki struktur yang mirip dengan membran sel.
Membran inti memiliki pori-pori yang hanya bisa dilalui oleh substansi tertentu.
Membran inti memiliki fungsi sebagai pelindung inti sel dan
sebagai tempat pertukaran zat antara materi inti dan sitoplasma. Inti sel memiliki bagian-bagian di dalamnya, seperti berikut ini:
a.    Cairan Inti (Nukleoplasma)
Cairan inti merupakan suatu cairan kental berbentuk jeli. Cairan
inti ini mengandung senyawa kimia yang sangat kompleks. Selain itu, di dalam cairan inti terdapat enzim, ion, protein, dan nukleotida.
b.    Anak Inti (Nukleolus)
Anak inti adalah suatu struktur berbentuk bulat yang tersusun atas filamen-filamen dan butiran-butiran. Secara kimiawi, anak inti
mengandung DNA, RNA, dan protein. Nukleolus berperan dalam
pembentukan ribosom.
c.    Kromatin
Kromatin adalah struktur berupa benang-benang halus yang
mengandung DNA (deoxyribonucleic acid). DNA merupakan bahan atau substansi genetik dari suatu organisme. Pada saat pembelahan sel, kromatin akan memendek dan melingkar membentuk kromosom.
3.    Sitoplasma
Sel memiliki suatu cairan yang berada di antara membran sel dan inti
sel. Cairan tersebut dinamakan dengan sitoplasma. Sitoplasma merupakan
cairan koloid kompleks tempat beradanya organel-organel sel dan substansi
sel yang tidak hidup. Di dalam sitoplasma berlangsung beberapa proses
metabolisme sel, seperti sintesis protein dan respirasi sel. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel, seperti mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, mikrobodi, dan sentriol

B. Transpor Sel
1.    Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

a.    Difusi
http://bisakimiadotcom.files.wordpress.com/2014/01/difusi.jpg
Proses ini merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membran. Di dalam sel terjadi peristiwa perpindahan molekul zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi lebih rendah untuk mencapai kesamaan konsentrasi.  Di tingkat sel, difusi bermacam bahan, termasuk air terjadi terus menerus dan di mana-mana. (Frank B. Salisbury & Cleon W. Ross, 1995 : 32).
 Proses difusi sering terjadi pada tubuh kita. Tanpa kita sadari, tubuh kita selalu melakukan proses ini, yaitu pada saat kita menghirup udara. Ketika menghirup udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel melalui proses difusi. Contoh lain proses difusi adalah saat kita membuat minuman sirup. Sirup yang kita larutkan dengan air akan bergerak dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Pada masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda.
jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air. (Campbell, 1977).




b.    Osmosis

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_UPMpI7o6RBlT9YHnChghCidipDIrjnTJpCaB3TX8Gb0HSUxGMfVJm38__vtRkDJPaQpHrNcA5mo2aEZn8thEQi0vjEg1jgIwvC8XU7Pf-2ye6vobgvqdm4dPWGuAcA5B_O1QW8_Cx8xi/s320/4.jpg
      Selain difusi di dalam sel juga terjadi osmosis. Osmosis merupakan bentuk perpindahan molekul air dari kosentrasi yang rendah ke kosentrasi yang tinggi. Dengan masuknya air melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion. Pertumbuhan juga bergantung pada pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air tumbuhan bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan memang merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi dengan fungsi yang lain.
Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan sejumlah protista memiliki dinding. Apabila sel seperti ini berada dalam larutan hipotonik ketika direndam dalam air hujan, misalnya dinding akan membantu mempertahankan keseimbangan air sel tersebut. Seperti sel hewan, sel tumbuhan ini membengkak ketika air masuk melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. Pada saat ini sel tersebut membengkak (sangat kaku) yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagian besar sel tumbuhan. Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian besar tumbuhan rumahan, tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk tetap bengkak oleh larutan hipotonik sekelilingnya. Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya isotonik, tidak ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya menjadi lembek (lembut), yang menyebabkan tumbuhan menjadi layu. (Salisbury dan Ross, 1995).
c. Difusi Terbantu
Proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu sangat tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi terbantu dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel. Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.

2.  Transpor Aktif
Transpor aktif adalah transpor zat melalui membran yang melawan gradien konsentrasi (dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi), sehingga memerlukan energi berupa ATP (adenosin trifosfat).
Sistem trasnfor aktif melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ ( pompa natrium kallium atau pompa ion).  Selain itu proses trasnfor aktif juga melibatkan peranan protein pembawa ( protein kontranspor) yang mengangkut ion Na+ bersama molekul lain, seperti gula atau asam amino dari luar sel ke dalam sel. Transpor aktif meliputi pompa ion, kotranspor, dan endositosis-eksositosis.



a.    Pompa ion
Pompa ion adalah transpor ion melalui mambran dengan cara melakukan pertukaran ion dari dalam sel dengan ion di luar sel. Transpor ion dilakukan oleh protein transpor yang tertanam pada membran plasma menggunakan umber energi berupa ATP.
b.      Kontransfor
Kontransfor melibatkan dua protein membran. Sebagai contoh, sel-sel tumbuhan memompakan ion hidrogen untuk mengaktifkan transpor sukrosa ke dalam sel. Sukrosa dapat masuk ke dalam sel melalui protein membran melawan gradien konsentrasi jika bersamaan dengan ion hidrogen.
c.       Endositosis-eksositosis
Endositosis adalah proses pemasukan zat ke dalam sel. Proses ini tergolong transpor aktif karena melawan kadar gradien (dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi) dan memerlukan energi sel. Endositosis terbagi dua, yaitu fagositosis (pemasukan zat padat) dan pinositosis (permasukan zat cair). Contoh endositosis adalah sel darah putih yang memakan bakteri penyakit. Sel tersebut membungkus bakteri dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan yang selanjutnya dicerna oleh lisosom.
Eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel. Proses ini juga tergolong transpor aktif karena melawan kadar gradien (dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi) dan memerlukan energi sel. Contoh eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel - sel kelenjar pada peristiwa sekresi. Cairan enzim itu dimasukkan ke dalam vakuola. Vakuola itu menuju ke tepi sel, kemudian membran plasma akan membuka dan keluarlah enzim tersebut dari dalam sel.
C.  Definisi Telur
Telur adalah benda bercangkang yang mengandung zat hidup bakal anak yang dihasilkan oleh hewan dari golongan unggas (ayam, itik, burung, dll) dan hewan amfibi (ular, biawak, buaya, dll). Telur ini biasanya terdiri dari sel kuning telur (embrio ; zat hidup bakal anak) dan semen (cairan putih kental), dan setiap telur memiliki jangka waktu pengeraman yang berbeda untuk proses penetasan (lahirnya spesies baru).
Dalam pembuatan telur asin ini, telur yang biasa digunakan adalah telur ayam atau telur itik, dan sebagian besar menggunakan telur itik yang memiliki kualitas tinggi, karena ukurannya yang lebih besar dari pada ukuran telur ayam kampung.         
Telur adalah sumber protein bermutu tinggi, kaya akan vitamin dan mineral. Protein telur termasuk sempurna, karena mengandung semua jenis asam amino esensial dalam jumlah cukup seimbang.Asam amino esensial sangat dibutuhkan oleh manusia, karena tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari makanan yang dimakan.
Telur juga mengandung vitamin A, vitamin B Kompleks, dan vitamin D. Di samping itu telur juga mengandung sejumlah mineral seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium, dan magnesium dalam jumlah yang cukup. Semua unsur ini sangat penting guna meningkatkan pertumbuhan tubuh pada anak-anak dan remaja.




BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sma Negeri 1 Galesong Utara, pada hari kamis tanggal 28 agustus 2014.

B.     Alat dan bahan

1.    Alat

Ø Baskom                                                 1 buah
Ø Kantong plastik                                     2 lembar

2.    Bahan

Ø Telur bebek                                            10 butir
Ø Garam halus                                           375 gram (1 bungkus)
Ø Abu gosok                                              bungkus
Ø Air                                                          2 botol


C.     Prosedur Kerja

1.    Cara membuat adonan abu gosok

·      Menyiapkan alat dan bahan
·      Pertama menuangkan abu gosok dan garam halus ke dalam baskom
·      Kemudian menuangkan air ke dalam baskom yang berisi abu gosok dan garam halus
·      Mengaduknya hingga rata
·      Pada saat adonannya agak encer, ditambahkan abu gosok dan garam
·      Adonan abu gosok siap untuk digunakan.

2.    Cara membuat telur asin

·      Mencuci telur hingga cangkangnya bersih dan dilap untuk dikeringkan
·      Membungkus telur dengan adonan abu gosok tadi hingga setebal mungkin
·      Telur yang telah di bungkus adonan abu gosok diletakkan ke dalam baskom lalu ditutup dengan menggunakan kantong plastik
·      Telur siap untuk disimpan dan diamati.
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil
1.  Tabel pengamatan
N
O
Yang diamati pada telur
Sebelum
Sesudah
Kuning
Putih
Kuning
Putih
1.
Tekstur
Kental 
Kental
Padat
Kental
2.
Rasa
Hambar
Hambar
Asin
Tidak terlalu asin
3.
Warna
Kuning
Putih
Berwarna orange pada pinggirnya
Putih


2.        Hasil gambar
a.         Gambar alat dan bahan


b.        Gambar adonan abu gosok

c.         Gambar telur sebelum dibungkus adonan abu gosok

d.        Gambar proses pembungkusan telur dengan adonan abu gosok



e.         Gambar telur yang telah dibungkus adonan abu gosok

f.     Gambar telur sebelum diasinkan

g.     Gambar telur setelah diasinkan



B.     Pembahasan
Setelah melakukan praktek membuat telur asin  dengan menggunakan adonan abu gosok dan disimpan selama 5 hari. Dapat diketahui bahwa pembuatan telur asin mengalami proses difusi dan osmosis. Dimana difusi merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan yang berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis merupakan perpindahan molekul air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Pada pembuatan telur asin proses difusi terjadi pada saat air di dalam telur keluar melalui pori-pori membran cangkang telur karena konsentrasi pada adonan abu gosok lebih rendah dari pada konsentarsi di dalam telur sehingga telur menjadi padat.
Sedangkan proses osmosis  terjadi pada saat garam masuk ke dalam telur melewati membran cangkang telur karena konsentrasi di dalam (telur) lebih tinggi daripada di luar (adonan abu gosok), sehingga telur menjadi asin. Hal ini juga sesuai dengan pengertian osmosis yaitu proses perpindahan molekul-molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi tinggi (hipertonik).
Peristiwa difusi dan osmosis ini mempengaruhi berat telur, dimana berat telur akan bertambah karena garam yang memiliki massa lebih besar akan masuk menggantikan air yang keluar dan bermassa lebih kecil, sehingga telur menjadi padat dan bertambah berat.
Kondisi putih telur sebelum diasinkan transparan, seperti lendir, lengket, sedangkan kondisi putih telur setelah diasinkan kurang transparan, encer/lebih cair, tidak lengket. Hal itu disebabkan karena garam masuk melalui membrane cangkang yang bersifat selektif permeable dan bercampur dengan putih telur, garam yang bercampur adonan abu gosok akan sedikit keruh sehingga mempengaruhi warna putih telur dan menyebabkan putih telur menjadi kurang transparan. Dan juga Putih telur asin yang telah dimasak akan cepat hancur dibanding putih telur yang bukan dari telur asin.

BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pada pembuatan telur asin terjadi proses difusi dan osmosis. Difusi merupakan proses pergerakan partikel, molekul, ion gas, atau cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah hingga tercapai suatu keseimbangan. Osmosis merupakan proses bergeraknya molekul pelarut (air) dari larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan dengan konsentrasi tinggi. Proses masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara osmosis, sedangkan air yang terdapat di dalam telur keluar melalui proses difusi. Dengan demikian ion Na yang terkandung dalam garam masuk ke dalam telur dan kadar air dalam telur berkurang, akibatnya telur menjadi asin.


B.     Saran
saran kami yaitu untuk teman-teman satu kelompok lebih bekerja sama dalam praktek, dan juga pada teman dari kelompok lain agar lebih tertib dalam melakukan praktek, sehingga kita bisa mendapatkan hasil praktek yang benar dan kongkret.










DAFTAR PUSTAKA

http://egaamaliaelista.blogspot.com/2013/12/makalah-ipa-pembuatan-telur-asin.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar