ini dia makalah biologiku yang membuatku pusing sekali sampai 1 minggu ( curhat ) hehehe
disusun: Siti Nurjannah
semoga dapat membantu ^_^
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Jika diamati dengan menggunakan mikroskop,
seluruh makhluk hidup baik yang mikroskopik maupun makroskopik tersusun dari
bagian-bagian kecil yang disebur sel. Sel merupakan tingkatan struktural
kehidupan terendah, yang memiliki seluruh sifat kehidupan, seperti
reproduksi,pertumbuhan dan perkembangan, pemanfaatan energi, respon terhadap
lingkungan, homeostasis (pengaturan tubuh), dan adaptasi terhadap lingkungan
sekitarnya. Di dalam setiap sel, keteraturan kehidupan di atur pada tingkat
molekul. Pda organisme multiseluler seperti tumbuhan dan hewan, terjadi
kerjasama berbagai jenis sel yang terspesialisasi dan bergabung membentuk
tingkatan struktural kehidupan yang tinggi, yaitu jaringan, organ, dan sistem
organ.
Osmosis dan difusi merupakan transpor pasif
yang terjadi pada sel yang sering di salah pahami. Kesalahan terjadi ketika
memahami bahwa osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari
konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonis)
melalui membrane semipermeabel semata. pada pemahaman seperti ini tidak
memperhatikan molekul mana yang bergerak? jika diperhatikan bahwa yang
mengalami pergerakan adalah molekul pelarut (air) maka tidak akan terjadi
kesalahan dalam memahami konsep sederhana ini. Dengan demikian baik difusi
maupun osmosis sama – sama bergerak, berpindah untuk meniadakan gradient
konsentrasi sehingga pada ahir proses akan didapatkan kondisi larutan yang
seimbang (isotonis). Dalam praktikum ini kita akan memanfaatkan membrane
semipermeabel alami yang dimiliki oleh telur. Berikutnya cara untuk mengatahui
peristiwa osmosis dan difusi adalah dengan melakukan pengamatan pada telur
bebek yang telah dibungkus dengan adonan abu gosok yang telah dicampur dengan
garam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Proses apakah yang terjadi pada pembuatan
telur asin?
2.
Apakah yang dimaksud dengan difusi dan
osmosis?
3.
Bagaimana cara pembuatan telur asin dengan
menggunakan adonan abu gosok yang dicampur dengan garam?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
proses-proses apa saja yang terjadi dalam pembuatan telur asin.
2.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan difusi dan apa yang dimaksud dengan
asmosis.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana cara pembuatan telur asin dengan menggunakan adonan abu
gosok yang dicampur dengan garam.
D.
Manfaat
1.
Dapat
mengetahui proses-proses apa saja yang terjadi dalam pembuatan telur asin.
2.
Dapat
mengetahui dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan difusi dan apa yang
dimaksud dengan osmsosis.
3.
Dapat
mengetahui bagaimana cara membuat telur asin dengan menggunakan adonan abu
gosok yang dicampur dengan garam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Struktur sel

1. Membran Sel
Satu sel dibatasi oleh
lapisan tipis yang disebut membran sel
(plasmalema). Membran sel tersusun atas molekul-molekul protein, lapisan senyawa lemak (fosfolipid), air, karbohidrat, dan sedikit kolesterol. Setiap lapisan senyawa lemak, tersusun atas gugus lipid dan fosfat. Gugus lipid dari fosfolipid bersifat tidak suka air (hidrofobik), sedangkan gugus fosfat bersifat suka air (hidrofilik). Gusus lipid sering disebut ekor dan gugus fosfat disebut kepala. Setiap fosfolipid akan saling berpasangan sehingga membentuk dua lapisan (bilayer) fosfolipid yang saling berlawanan.
(plasmalema). Membran sel tersusun atas molekul-molekul protein, lapisan senyawa lemak (fosfolipid), air, karbohidrat, dan sedikit kolesterol. Setiap lapisan senyawa lemak, tersusun atas gugus lipid dan fosfat. Gugus lipid dari fosfolipid bersifat tidak suka air (hidrofobik), sedangkan gugus fosfat bersifat suka air (hidrofilik). Gusus lipid sering disebut ekor dan gugus fosfat disebut kepala. Setiap fosfolipid akan saling berpasangan sehingga membentuk dua lapisan (bilayer) fosfolipid yang saling berlawanan.
Molekul-molekul protein
dari membran sel terbagi menjadi dua, yaitu protein integral (intrinsik) dan
protein perifer (ekstrinsik). Protein
integral merupakan protein yang terletak menembus lapisan lipid,
sedangkan protein perifer hanya menempel di permukaan fosfolipid
tersebut. Struktur membran sel ini dikemukakan menjadi teori mosaik
cair (fluid mosaic model) oleh dua orang ilmuwan, yaitu Jonathan Singer dan Garth Nicolson. Dengan struktur yang demikian kompleks, membran sel memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai berikut:
integral merupakan protein yang terletak menembus lapisan lipid,
sedangkan protein perifer hanya menempel di permukaan fosfolipid
tersebut. Struktur membran sel ini dikemukakan menjadi teori mosaik
cair (fluid mosaic model) oleh dua orang ilmuwan, yaitu Jonathan Singer dan Garth Nicolson. Dengan struktur yang demikian kompleks, membran sel memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai berikut:
a. Membentuk suatu batas yang fleksibel
(tidak mudah robek) antara
isi sel dan luar sel.
isi sel dan luar sel.
b. Membungkus dan melindungi isi sel.
c. Menyeleksi zat-zat apa saja yang bisa
masuk ke dalam sel dan apa
yang harus keluar dari sel. Dengan kata lain, membran sel dapat
dilalui oleh zat-zat tertentu. Sifat membran sel ini dinamakan selektif
permeabel.
yang harus keluar dari sel. Dengan kata lain, membran sel dapat
dilalui oleh zat-zat tertentu. Sifat membran sel ini dinamakan selektif
permeabel.
2. Inti Sel (Nukleus)
Organel pertama yang
diteliti oeh para ilmuwan adalah inti sel
(nukleus). Nukleus adalah struktur berbentuk bulat dan biasanya terletak di tengah-tengah sel. Nukleus adalah bagian terpenting bagi kehidupan sel sebab nukleus mengendalikan seluruh aktivitas sel.
Nukleus dibatasi oleh dua lapisan membran yang disebut membran
inti. Membran inti memiliki struktur yang mirip dengan membran sel.
Membran inti memiliki pori-pori yang hanya bisa dilalui oleh substansi tertentu.
(nukleus). Nukleus adalah struktur berbentuk bulat dan biasanya terletak di tengah-tengah sel. Nukleus adalah bagian terpenting bagi kehidupan sel sebab nukleus mengendalikan seluruh aktivitas sel.
Nukleus dibatasi oleh dua lapisan membran yang disebut membran
inti. Membran inti memiliki struktur yang mirip dengan membran sel.
Membran inti memiliki pori-pori yang hanya bisa dilalui oleh substansi tertentu.
Membran inti memiliki
fungsi sebagai pelindung inti sel dan
sebagai tempat pertukaran zat antara materi inti dan sitoplasma. Inti sel memiliki bagian-bagian di dalamnya, seperti berikut ini:
sebagai tempat pertukaran zat antara materi inti dan sitoplasma. Inti sel memiliki bagian-bagian di dalamnya, seperti berikut ini:
a. Cairan Inti (Nukleoplasma)
Cairan inti
merupakan suatu cairan kental berbentuk jeli. Cairan
inti ini mengandung senyawa kimia yang sangat kompleks. Selain itu, di dalam cairan inti terdapat enzim, ion, protein, dan nukleotida.
inti ini mengandung senyawa kimia yang sangat kompleks. Selain itu, di dalam cairan inti terdapat enzim, ion, protein, dan nukleotida.
b. Anak Inti (Nukleolus)
Anak inti
adalah suatu struktur berbentuk bulat yang tersusun atas filamen-filamen dan
butiran-butiran. Secara kimiawi, anak inti
mengandung DNA, RNA, dan protein. Nukleolus berperan dalam
pembentukan ribosom.
mengandung DNA, RNA, dan protein. Nukleolus berperan dalam
pembentukan ribosom.
c. Kromatin
Kromatin adalah struktur
berupa benang-benang halus yang
mengandung DNA (deoxyribonucleic acid). DNA merupakan bahan atau substansi genetik dari suatu organisme. Pada saat pembelahan sel, kromatin akan memendek dan melingkar membentuk kromosom.
mengandung DNA (deoxyribonucleic acid). DNA merupakan bahan atau substansi genetik dari suatu organisme. Pada saat pembelahan sel, kromatin akan memendek dan melingkar membentuk kromosom.
3. Sitoplasma
Sel memiliki suatu cairan
yang berada di antara membran sel dan inti
sel. Cairan tersebut dinamakan dengan sitoplasma. Sitoplasma merupakan
cairan koloid kompleks tempat beradanya organel-organel sel dan substansi
sel yang tidak hidup. Di dalam sitoplasma berlangsung beberapa proses
metabolisme sel, seperti sintesis protein dan respirasi sel. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel, seperti mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, mikrobodi, dan sentriol
sel. Cairan tersebut dinamakan dengan sitoplasma. Sitoplasma merupakan
cairan koloid kompleks tempat beradanya organel-organel sel dan substansi
sel yang tidak hidup. Di dalam sitoplasma berlangsung beberapa proses
metabolisme sel, seperti sintesis protein dan respirasi sel. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel, seperti mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, mikrobodi, dan sentriol
B. Transpor Sel
1. Transpor
Pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang
tidak memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan
konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa
difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
a. Difusi

Proses ini merupakan perpindahan molekul
larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah tanpa
melalui selaput membran. Di dalam sel terjadi peristiwa
perpindahan molekul zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang
berkonsentrasi lebih rendah untuk mencapai kesamaan konsentrasi. Di tingkat sel, difusi bermacam bahan,
termasuk air terjadi terus menerus dan di mana-mana. (Frank B. Salisbury &
Cleon W. Ross, 1995 : 32).
Proses
difusi sering terjadi pada tubuh kita. Tanpa kita sadari, tubuh kita selalu
melakukan proses ini, yaitu pada saat kita menghirup udara. Ketika
menghirup udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel melalui
proses difusi. Contoh lain proses difusi adalah saat kita membuat minuman
sirup. Sirup yang kita larutkan dengan air akan bergerak dari larutan yang
konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Pada
masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda.
jika pada senyawa organik tertentu dalam
sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi
sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah
daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini
penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air. (Campbell, 1977).
b.
Osmosis

Selain difusi di dalam sel juga terjadi osmosis. Osmosis merupakan bentuk perpindahan molekul air dari kosentrasi yang rendah ke kosentrasi yang tinggi. Dengan masuknya air melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion. Pertumbuhan juga bergantung pada pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air tumbuhan bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan memang merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi dengan fungsi yang lain.
Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan sejumlah
protista memiliki dinding. Apabila sel seperti ini berada dalam larutan
hipotonik ketika direndam dalam air hujan, misalnya dinding akan membantu
mempertahankan keseimbangan air sel tersebut. Seperti sel hewan, sel tumbuhan
ini membengkak ketika air masuk melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang
lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini
mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut.
Pada saat ini sel tersebut membengkak (sangat kaku) yang merupakan keadaan yang
sehat untuk sebagian besar sel tumbuhan. Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti
sebagian besar tumbuhan rumahan, tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang
dijaga untuk tetap bengkak oleh larutan hipotonik sekelilingnya. Jika sel
tumbuhan dan sekelilingnya isotonik, tidak ada kecenderungan bagi air untuk
masuk dan selnya menjadi lembek (lembut), yang menyebabkan tumbuhan menjadi
layu. (Salisbury dan Ross, 1995).
c. Difusi Terbantu
Proses
difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu sangat
tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi terbantu
dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada
bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel
bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh
laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim
dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel.
Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga
laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.
2. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah
transpor zat melalui membran yang melawan gradien konsentrasi (dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi), sehingga memerlukan energi berupa ATP
(adenosin trifosfat).
Sistem trasnfor aktif melibatkan pertukaran
ion Na+ dan K+ ( pompa natrium kallium atau pompa ion). Selain itu proses
trasnfor aktif juga melibatkan peranan protein pembawa ( protein kontranspor)
yang mengangkut ion Na+ bersama molekul lain, seperti gula atau asam amino dari
luar sel ke dalam sel. Transpor aktif
meliputi pompa ion, kotranspor, dan endositosis-eksositosis.
a. Pompa
ion
Pompa ion
adalah transpor ion melalui mambran dengan cara melakukan pertukaran ion dari
dalam sel dengan ion di luar sel. Transpor ion dilakukan oleh protein transpor
yang tertanam pada membran plasma menggunakan umber energi berupa ATP.
b.
Kontransfor
Kontransfor melibatkan dua
protein membran. Sebagai contoh, sel-sel tumbuhan memompakan ion hidrogen untuk
mengaktifkan transpor sukrosa ke dalam sel. Sukrosa dapat masuk ke dalam sel
melalui protein membran melawan gradien konsentrasi jika bersamaan dengan ion
hidrogen.
c.
Endositosis-eksositosis
Endositosis adalah proses pemasukan zat ke dalam sel. Proses ini
tergolong transpor aktif karena melawan kadar gradien (dari konsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi) dan memerlukan energi sel. Endositosis terbagi dua,
yaitu fagositosis (pemasukan zat padat) dan pinositosis (permasukan zat cair).
Contoh endositosis adalah sel darah putih yang memakan bakteri penyakit. Sel
tersebut membungkus bakteri dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan yang
selanjutnya dicerna oleh lisosom.
Eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel. Proses ini juga
tergolong transpor aktif karena melawan kadar gradien (dari konsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi) dan memerlukan energi sel. Contoh eksositosis adalah
proses pengeluaran zat dari dalam sel - sel kelenjar pada peristiwa sekresi.
Cairan enzim itu dimasukkan ke dalam vakuola. Vakuola itu menuju ke tepi sel,
kemudian membran plasma akan membuka dan keluarlah enzim tersebut dari dalam
sel.
C.
Definisi Telur
Telur adalah benda bercangkang yang mengandung zat hidup bakal anak yang
dihasilkan oleh hewan dari golongan unggas (ayam, itik, burung, dll) dan hewan
amfibi (ular, biawak, buaya, dll). Telur ini biasanya terdiri dari sel kuning
telur (embrio ; zat hidup bakal anak) dan semen (cairan putih kental), dan setiap
telur memiliki jangka waktu pengeraman yang berbeda untuk proses penetasan
(lahirnya spesies baru).
Dalam pembuatan telur asin ini, telur yang biasa digunakan adalah telur
ayam atau telur itik, dan sebagian besar menggunakan telur itik yang memiliki
kualitas tinggi, karena ukurannya yang lebih besar dari pada ukuran telur ayam
kampung.
Telur adalah sumber protein bermutu tinggi, kaya akan vitamin dan
mineral. Protein telur termasuk sempurna, karena mengandung semua jenis asam
amino esensial dalam jumlah cukup seimbang.Asam amino esensial sangat
dibutuhkan oleh manusia, karena tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh sehingga
harus dipenuhi dari makanan yang dimakan.
Telur juga mengandung vitamin A, vitamin B Kompleks, dan vitamin D. Di
samping itu telur juga mengandung sejumlah mineral seperti zat besi, fosfor,
kalsium, sodium, dan magnesium dalam jumlah yang cukup. Semua unsur ini sangat
penting guna meningkatkan pertumbuhan tubuh pada anak-anak dan remaja.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di Sma Negeri 1 Galesong Utara, pada hari kamis tanggal 28
agustus 2014.
B. Alat dan bahan
1. Alat
Ø Baskom 1 buah
Ø Kantong
plastik 2 lembar
2. Bahan
Ø Telur
bebek
10 butir
Ø Garam
halus
375 gram (1
bungkus)

Ø Abu
gosok
bungkus

Ø Air
2 botol
C. Prosedur Kerja
1. Cara membuat adonan abu gosok
·
Menyiapkan
alat dan bahan
·
Pertama
menuangkan abu gosok dan garam halus ke dalam baskom
·
Kemudian
menuangkan air ke dalam baskom yang berisi abu gosok dan garam halus
·
Mengaduknya
hingga rata
·
Pada
saat adonannya agak encer, ditambahkan abu gosok dan garam
·
Adonan
abu gosok siap untuk digunakan.
2. Cara membuat telur asin
·
Mencuci
telur hingga cangkangnya bersih dan dilap untuk dikeringkan
· Membungkus
telur dengan adonan abu gosok tadi hingga setebal mungkin
·
Telur
yang telah di bungkus adonan abu gosok diletakkan ke dalam baskom lalu ditutup
dengan menggunakan kantong plastik
·
Telur
siap untuk disimpan dan diamati.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Tabel pengamatan
N
O
|
Yang diamati pada
telur
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
Kuning
|
Putih
|
Kuning
|
Putih
|
||
1.
|
Tekstur
|
Kental
|
Kental
|
Padat
|
Kental
|
2.
|
Rasa
|
Hambar
|
Hambar
|
Asin
|
Tidak terlalu asin
|
3.
|
Warna
|
Kuning
|
Putih
|
Berwarna orange pada
pinggirnya
|
Putih
|
2.
Hasil
gambar
a.
Gambar alat dan bahan

b.
Gambar adonan abu gosok

c.
Gambar telur sebelum dibungkus adonan
abu gosok

d.
Gambar proses pembungkusan telur dengan
adonan abu gosok

e.
Gambar telur yang telah dibungkus adonan
abu gosok

f. Gambar
telur sebelum diasinkan

g. Gambar telur setelah diasinkan

B. Pembahasan
Setelah
melakukan praktek membuat telur asin
dengan menggunakan adonan abu gosok dan disimpan selama 5 hari. Dapat
diketahui bahwa pembuatan telur asin mengalami proses difusi dan osmosis.
Dimana difusi merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi
menuju larutan yang berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis merupakan
perpindahan molekul air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Pada
pembuatan telur asin proses difusi terjadi pada saat air di dalam telur keluar
melalui pori-pori membran cangkang telur karena konsentrasi pada adonan abu
gosok lebih rendah dari pada konsentarsi di dalam telur sehingga telur menjadi
padat.
Sedangkan
proses osmosis terjadi pada saat garam
masuk ke dalam telur melewati membran cangkang telur karena konsentrasi di
dalam (telur) lebih tinggi daripada di luar (adonan abu gosok), sehingga telur
menjadi asin. Hal ini juga sesuai dengan pengertian osmosis yaitu proses
perpindahan molekul-molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke
konsentrasi tinggi (hipertonik).
Peristiwa
difusi dan osmosis ini mempengaruhi berat telur, dimana berat telur akan
bertambah karena garam yang memiliki massa lebih besar akan masuk menggantikan
air yang keluar dan bermassa lebih kecil, sehingga telur menjadi padat dan
bertambah berat.
Kondisi
putih telur sebelum diasinkan transparan, seperti lendir, lengket, sedangkan
kondisi putih telur setelah diasinkan kurang transparan, encer/lebih cair,
tidak lengket. Hal itu disebabkan karena garam masuk melalui membrane cangkang
yang bersifat selektif permeable dan bercampur dengan putih telur, garam yang
bercampur adonan abu gosok akan sedikit keruh sehingga mempengaruhi warna putih
telur dan menyebabkan putih telur menjadi kurang transparan. Dan
juga Putih telur asin yang telah dimasak akan cepat hancur dibanding putih
telur yang bukan dari telur asin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada
pembuatan telur asin terjadi proses difusi dan osmosis. Difusi merupakan proses
pergerakan partikel, molekul, ion gas, atau cairan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah hingga tercapai suatu keseimbangan. Osmosis merupakan proses
bergeraknya molekul pelarut (air) dari larutan dengan konsentrasi rendah ke
larutan dengan konsentrasi tinggi. Proses masuknya garam ke dalam telur
berlangsung secara osmosis, sedangkan air yang terdapat di dalam telur keluar
melalui proses difusi. Dengan demikian ion Na yang terkandung dalam garam masuk
ke dalam telur dan kadar air dalam telur berkurang, akibatnya telur menjadi
asin.
B. Saran
saran
kami yaitu untuk teman-teman satu kelompok lebih bekerja sama dalam praktek,
dan juga pada teman dari kelompok lain agar lebih tertib dalam melakukan
praktek, sehingga kita bisa mendapatkan hasil praktek yang benar dan kongkret.
DAFTAR
PUSTAKA
http://egaamaliaelista.blogspot.com/2013/12/makalah-ipa-pembuatan-telur-asin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar