Kamis, 19 Maret 2015

laporan lengkap praktikum asam dan basa



BAB I
PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG
            Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam,sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, deterjen, dll) adalah basa.enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan asam.
            Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk. Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
            Berdasarkan pengertian asam basa menurut ARRHENIUS, suatu senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. adapun suatu senyawa bersifat basa dalam air karena adanya ion OH-.
Untuk mengetahui apakah suatu senyawa mengandung ion H+ atau ion H- dapat diuji dengan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yakni lakmus merah dan lakmus biru. Adanya ion H+ dalam larutan dapat memerahkan kertas lakmus (lakmus biru berubah menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah). Adapun adanya ion OH- dalam larutan yaitu dapat membirukan kertas lakmus (lakmus merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru).
            Pada tahun 1923 ahli kimia bernama J.N Broansted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori asam basa Broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) disebut basa. Dari defenisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa,setelah menerima proton akan membentukasam konjugasi dri basa tersebut.
            Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memilikisatu atau lebih satu pasangan elektron babas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yng dapat menerima pasangan elektron tersebut.
A.     Tujuan Praktikum

Kami melakukan uji percobaan untuk  menentukan sifat asam dan basa beberapa larutan dengan menggunakan indikator alami yaitu ekstrak bunga sepatu dan bunga mawar, dan Mengamati perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa.

B.  Manfaat Praktikum
Dapat Mengetahui larutan Asam dan Basa menggunakan Indikator Alami dan Indikator Buatan

C.  Landasan Teori

Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa,atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu,kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapasenyawa organik dan senyawa anorganik.
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton(ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1.      masam ketika dilarutkan dalam air.
2.      asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya asam pekat.
3.      asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4.  asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan cairan elektrolit (Dapat menghantarkan arus listrik)
5.         Mengubah warna lakmus merah menjadi biru





Ciri-ciri umum larutan Netral yaitu :
1.                  Rasa bervariasi
2.                  Tidak mengubah lakmus
3.                  Tidak bersifat korosif
4.                  Terdiri dari ion H+ dan OH-
5.                  [H+] = [OH-]
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.       

Teori asam-basa:

Ø  Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.

Ø  Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebutasam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.

Ø  Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.

Indicator asam dan basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa
buatan dan indikator asam-basa alami.

Ø  Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
Ø  Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.






BAB II
“ METODE PRAKTIKUM ”
PERCOBAAN 1
A.    WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Selasa, 20 januari 2015. SMAN 1 GALUT
B.     JUDUL PERCOBAAN
Pengenalan larutan asam dan basa
C.     TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui ciri-ciri asam dan basa
D.    ALAT DAN BAHAN
1. alat
     a. kertas lakmus
     b. gelas plastik
     c. pipet
     d. gunting
     e. lap dan tissue
     f. sendok pengaduk
2. bahan
a.    Air jeruk nipis
b.   Air sabun
c.    Air garam
d.   Air kapur
e.    Larutan cuka

E.     PROSEDUR KERJA
1)      Kami Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum. Diantaranya kami menyiapkan gelas plastik yang akan di isi dengan larutan.
2)      Kemudian Kami menuangkan masing-masing larutan yang telah disiapkan kedalam masing-masing gelas plastic
3)      Setelah itu, Lalu kemudian Kami menggunting kertas lakmus yang akan digunakan untuk melakukan percobaan
4)      Setelah kertas lakmus itu digunting kecil-kecil, lalu kemudian Kami memasukkan kertas itu kedalam gelas yang sudah di isi larutan.
5)      Setelah itu, Kami mengamati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus tersebut.
6)      Lalu kami mencatat hasil pengamatan kami dalam table pengamatan.

F.      DATA HASIL PENGAMATAN

Larutan
diuji
Lakmus
merah
Lakmus
biru
ket
asam
basa
Jeruk
merah
merah
ü   

Garam
Merah
Biru


Cuka
Merah
merah
ü   

Sabun
biru
Biru

ü   
Kapur
biru
Biru

ü   


PERCOBAAN II
A. JUDUL PERCOBAAN
      Membuat indikator alami
B. TUJUAN PERCOBAAN    
      Mengidentifikasi sifat larutan dengan menggunakan indikator alami
C. ALAT DAN BAHAN
      1. alat
a.       Lesung
b.      Gelas plastic
c.       Sendok
d.      Saringan
e.       Gunting
f.       Lap dan tissue

2. bahan
a.       Air jeruk nipis
b.   Air sabun
c.    Air garam
d.   Air kapur
e.    Larutan cuka
Indikator alami
a.       Bunga kembang sepatu
b.      kunyit
D. PROSEDUR KERJA               
a)      Mula-mula kami menghaluskan bunga kembang sepatu menggunakan lesung dan menumbuknya sampai halus serta menambahkannya sedikit air sulin
b)      Lalu kemudian setelah bunganya halus kami menyaring airnya dengan saringan hingga terpisah dengan ampasnya.
c)      Setelah itu kami mulai melakukan pengamatan dengan kedua indikator alami yaitu ekstrak bunga kembang sepatu dan kunyit yang telah dilarutkan
d)     Kami meneteskan beberapa tetes indikator alami kedalam masing- masing larutan, yaitu larutan cuka, air jeruk nipis, air sabun, air garam, dan air kapur.
e)      Setelah itu kami mengamati perubahan yang terjadi pada masing- masing larutan itu.









E. DATA HASIL PENGAMATAN
Larutan
diuji
Indikator
ket
kunyit
Kembang
sepatu
asam
basa
Jeruk
kuning
Merah
ü   

Garam
Kuning
Merah


Cuka
Kuning
Merah
ü   

Kapur
orange
Hijau

ü   
Air sabun
kuning
Putih/netral



PEMBAHASAN
1.                        Larutan Cuka
Ø  Pada saat larutan Cuka ditambahkan kertas lakmus merah, maka tetap berwarna merah, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru maka menghasilkan kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru.
Ø  Pada saat larutan Cuka ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga kembang sepatu menghasilkan warna merah, dan pada saat ditambahkan beberapa tetes ekstrak kunyit menghasilkan warna hijau.
Dari kedua pernyataan di atas maka dapat disimpulakan bahwa larutan cuka termasuk larutan asam.
2.                        Air Jeruk Nipis
Ø  Pada saat air jeruk nipis ditambahkan kertas lakmus merah, maka tetap berwarna merah, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru maka menghasilkan kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru.
Ø  Pada saat air jeruk nipis ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga kembang sepatu menghasilkan warna merah, dan pada saat ditambahkan beberapa tetes ekstrak kunyit menghasilkan warna hijau.
Dari kedua pernyataan di atas maka dapat disimpulakan bahwa Air jeruk nipis termasuk larutan asam.
3.                        Larutan garam
Ø  Pada saat larutan garam ditambahkan kertas lakmus merah, maka tetap berwarna merah, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru maka tetap berwarna biru.
Ø  Pada saat Larutan garam ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga kembang sepatu menghasilkan warna Ungu bening , dan pada saat ditambahkan beberapa tetes ekstrak kunyit menghasilkan warna kuning.
Dari kedua pernyataan di atas maka dapat disimpulakan bahwa larutan garam termasuk larutan  Netral.
4.                        Air Kapur
Ø  Pada saat air kapur ditambahkan kertas lakmus merah, maka menghasilkan kertas lakmus merah yang menjadi warna biru, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
Ø  Pada saat air kapur ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga kembang sepatu menghasilkan warna hijau, dan pada saat ditambahkan beberapa tetes ekstrak kunyit menghasilkan warna hijau.
Dari kedua pernyataan di atas maka dapat disimpulakan bahwa Air kapur termasuk larutan Basa.
5.                        Air Sabun
Ø  Pada saat air sabun ditambahkan kertas lakmus merah, maka menghasilkan kertas lakmus merah yang menjadi warna biru, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru.
Ø  Pada saat air sabun ditambahkan beberapa tetes ekstrak bunga kembang sepatu menghasilkan warna hijau, dan pada saat ditambahkan beberapa tetes ekstrak kunyit menghasilkan warna hijau.
Dari kedua pernyataan di atas maka dapat disimpulakan bahwa Air sabun termasuk larutan Basa.




PENUTUP
KESIMPULAN
Ø  Dari hasil pengamatan kami, kami dapat menyimpulkan bahwa masin-masing larutan memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, basa maupun netral. Hal ini ditentukan oleh ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut
Ø  jika kertas lakmus merah yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah menjadi warna biru, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
Ø  jika kertas lakmus biru yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah menjadi warna merah, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat asam
Ø  kertas lakmus tidak berubah warna maka larutan tersebut bersifat netral.

SARAN
Saran kami yaitu sebaik-baiknya praktikum adalah praktikum yang dilaksanakan di Laboratium dengan alat yang lengkap dan memadai.













DAFTAR PUSTAKA


8 komentar: